Semenjak membuat blog
ini, sangat banyak artikel-artikel yang ingin saya tuangkan dalam blog ini,
namun karena kurangnya waktu dan lain hal, maka isi dari blog ini akan saya
tambahkan perlahan-lahan. Untuk posting saya yang kali ini tentang Cisco
Router,semoga artikel ini bermanfaat buat yang lain yang membutuhkan.
CISCO ROUTER
1. Pengantar
Tulisan ini ditujukan
kepada pembaca tingkat pemula yang baru mempelajari networking. Oleh karena
itu, bahasan-bahasan yang dipaparkan di sini hanyalah pengertian dasar router
dan konfigurasi dasar saja.
2. Definisi Router
Router adalah sebuah
device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dari sebuah network ke
network yang lainnya (baik LAN ke LAN atau LAN ke WAN) sehingga host-host yang
ada pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada
network yang lain. Router menghubungkan network-network tersebut pada network
layer dari model OSI, sehingga secara teknis Router adalah Layer 3 Gateway. [1]
Router bisa berupa
sebuah device yang dirancang khusus untuk berfungsi sebagai router (dedicated
router), atau bisa juga berupa sebuah PC yang difungsikan sebagai router.
Dalam tulisan ini,
saya hanya akan menulis tentang Cisco Router, yaitu sebuah dedicated router
yang dibuat oleh Vendor bernama Cisco .
Oleh karena itu,
setiap kata Router dalam tulisan berikutnya akan diartikan sebagai Cisco
Router.
3. Network Interface
Network Interface
adalah sebuah Interface yang berfungsi untuk menyambungkan sebuah host ke
network. Network Interface adalah perangkat keras yang bekerja pada layer 1
dari Model OSI. Network Interface dibutuhkan oleh Router untuk menghubungkan
Router dengan sebuah LAN atau WAN.
Karena Router bertugas
menyambungkan network-network, sebuah router harus mempunyai minimal 2 network
interface. Dengan konfigurasi minimal ini, router tersebut bisa menghubungkan 2
network, karena masing-masing network membutuhkan satu network interface yang
terhubung ke Router.
4. Mengkonfigurasi
Router
Router tidak mempunyai
layar monitor untuk berinteraksi dengan network administrator, oleh karena itu,
kita membutuhkan sebuah PC untuk men-setup sebuah router.
PC tersebut harus
disambungkan ke router tersebut dengan salah satu dari cara berikut:
* melalui console port
* melalui Network
* melalui Network
4.1. Men-konfigurasi
Router melalui Port Console
Console port adalah
sebuah port pada router yang disediakan untuk menghubungkan router tersebut
pada “dunia luar”. Sebuah kabel Roll Over dibutuhkan untuk menghubungkan serial
interface pada PC dan Console port pada router tersebut.
Setelah Router
terhubung dengan PC, Router dapat dikonfigurasi dengan menjalankan applikasi
HyperTerminal dari PC. [2]
4.2. Men-konfigurasi
Router melalui Network
Dengan cara ini,
Router dapat dikonfigurasi dengan PC yang terhubung dengan Router melalui network.
Cara ini hanya bisa digunakan untuk melihat konfigurasi dan memodifikasi
konfigurasi pada router.
Mengapa ? Karena
sebuah router hanya akan terhubung ke network jika Network Interface-nya sudah
terkonfigurasi dengan benar.
Di sisi lain, cara ini
juga mempunyai kelebihan. Dengan cara ini, network administrator lebih leluasa
menempatkan PC-nya untuk memodifikasi konfigurasi router. Network administrator
bisa menempatkan PC-nya di mana saja, asalkan PC tersebut bisa terhubung ke
Router melalui jaringan.
Dengan cara ini,
Network administrator membutuhkan applikasi telnet untuk mengkonfigurasi Router
tersebut.
Berikut adalah
langkah-langkah menggunakan telnet pada PC dengan Sistem Operasi Windows:
* Jalankan command
prompt (atau MS DOS prompt pada Windows 9x)
* Ketik perintah berikut pada command prompt:
* Ketik perintah berikut pada command prompt:
C:\> telnet
IP-address-Router
Contoh:
C:\> telnet
172.16.148.1
4.3 Inisialisasi
Konfigurasi Router
Konfigurasi Router
disimpan pada sebuah memory spesial pada router yang disebut nonvolatile
random-access memory (NVRAM). Jika tidak ada konfigurasi yang tersimpan pada
NVRAM, maka system operasi pada Router akan menjalankan sebuah routine yang
akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya akan digunakan untuk
mengkonfigurasi router tersebut.
Routine ini dalam
kosakata Windows dikenal dengan nama Wizard. Namun pada Router Cisco, routine
ini disebut dengan nama system configuration dialog atau setup dialog.
Setup Dialog ini hanya
dirancang untuk membuat konfigurasi minimal, karena tujuan utama dari mode
setup ini hanyalah untuk membuat konfigurasi secara cepat dan mudah.
Untuk konfigurasi yang
komplex, network administrator harus melakukannya secara manual.
Setup Dialog bisa juga
dipanggil walaupun NVRAM sudah berisi konfigurasi. Administrator cukup mengetik
command setup pada CLI (Command Line Interface) dan Setup Dialog akan
dieksekusi.
Berikut adalah contoh
pemanggilan Setup Dialog dari CLI.
4.4 Tingkat akses
perintah
Untuk tujuan keamaan,
perintah-perintah yang bisa dijalankan dari CLI dibagi menjadi 2 tingkat akses,
yaitu:
· User Mode
· Privileged Mode
User Mode ditujukan
untuk melihat status router. Perintah-perintah yang diizinkan pada mode ini
tidak bisa mengubah konfigurasi router, sehingga mode ini lebih aman ketika
seorang network administrator hanya ingin melihat status router dan tidak ingin
mengubah konfigurasi.
Privileged Mode
mempunyai tingkat akses yang lebih tinggi. Dengan mode ini, network administrator
bisa mengubah configurasi router. Oleh karena itu, mode ini sebaiknya digunakan
dengan hati-hati sekali untuk menghindari perubahan yang tidak diinginkan pada
router tersebut.
Saat log on ke router
pertama kali, anda akan masuk pada user mode, dengan prompt berupa tanda
(>).
Untuk berpindah dari
user mode ke priviledge mode, anda harus mengeksekusi perintah enable pada
prompt. Prompt akan berubah menjadi tanda (#) ketika anda berada pada Privilged
mode.
Untuk kembali ke user
mode dari priviledge mode, anda harus mengeksekusi perintah disable pada
command prompt.
Contoh 4.4-1:
router con0 is now
available
Press RETURN to get
started
router >
router > enable
router # disable
router >
router > logout
4.5. Mengubah
Konfigurasi Router
Seperti telah disinggung
di bab 4.4, Setup Dialog tidak dirancang untuk memodifikasi Konfigurasi Router
ataupun membuat Konfigurasi Router yang komplex. Oleh karena itu, untuk
keperluan ini, harus dilakukan secara manual dengan memasuki Mode Konfigurasi.
Pengubahan konfigurasi
ini bisa dilakukan langsung melalui console atau secara remote melalui jaringan
seperti telah diulas pada Bab 4.1 dan 4.2.
Setelah PC terhubung
ke router, maka network administrator harus memasuki Privileged Mode dulu
seperti yg telah disinggung dalam Bab 4.4.
Akhirnya, konfigurasi
dapat diubah dengan perintah configure terminal untuk memasuki global
configuration mode yang kemudian diikuti dengan baris-baris konfigurasi.
Setelah baris-baris
configurasi dituliskan, perintah exit akan diperlukan untuk keluar dari global
configuration mode.
Contoh 4.5-1: mengubah
konfigurasi router
router con0 is now
available
Press RETURN to get
started
router >
router > enable
router # configure
terminal
router (config) #
interface ethernet 0
router (config-if) #
description IT Department LAN
router (config-if) #
exit
router (config) # exit
router #
5. Mengamankan router
dengan password
Untuk menyulitkan
orang yang tidak berhak mengubah dan mengacau konfigurasi router, maka router
tersebut perlu dilindungi dengan kata sandi (password).
5.1 Password untuk
console
Jika password
diaktifkan pada console, maka user tidak bisa begitu saja mendapatkan akses ke
router melalui console tanpa menuliskan password console terlebih dahulu.
Untuk melakukan hal
ini, diperlukan perintah line console 0 diikuti dengan perintah login dan
password dalam konfigurasi router.
Contoh 5.1-1: membuat
password untuk console
Router(config) # line
console 0
Router(config-line) #
login
Router(config-line) #
password coba
Router(config-line) #
exit
Router(config) # exit
Router(config) #
Router yang
dikonfigurasi seperti contoh 5.1-1 akan meminta password ketika user mencoba
mendapatkan akses melalui console. Dan passwordnya adalah coba.
5.2 Password untuk
Virtual Terminal
Virtual Terminal ini
akan digunakan ketika user ingin mendapatkan akses melalui jaringan dengan
applikasi telnet. Password Virtual Terminal ini harus dikonfigurasi sebelum
user bisa mendapatkan akses melalui jaringan. Tanpa password, koneksi melalui
jaringan akan ditolak oleh router dan router akan memberikan pesan berikut:
Password required, but
none set
Contoh 5.2-1
memperlihatkan bagaimana caranya mengkonfigurasi password pada Virtual
Terminal.
Contoh 5.2-1:
Router(config) # line
vty 0 4
Router(config-line) #
password cobain
Router(config-line) #
exit
Router(config) # exit
Router(config) #
Pada contoh 5.2-1,
router akan meminta password ketika diakses lewat jaringan. Dan password untuk
virtual terminal tersebut adalah cobain.
Angka 0 pada baris
line vty 0 4 menunjukkan nomer awal virtual terminal, dan angka 4 menunjukkan
nomer terakhir dari virtual terminal. Oleh karena itu, perintah tersebut
memperlihatkan bahwa router tersebut mengizinkan 5 koneksi melalui virtual
terminal pada waktu yang bersamaan.
5.3 Password untuk
mode priviledge
Setelah user
menuliskan password dengan benar untuk mendapatkan akses ke router baik melalui
jaringan ataupun console, maka user akan memasuki user mode.
Jika password untuk
mode priviledge dikonfigurasi, maka user juga harus menuliskan password lagi
untuk masuk ke mode itu.
Perintah yang
digunakan untuk memberi password pada mode ini adalah enable password, atau
enable secret.
Perbedaan antara kedua
perintah tersebut adalah bahwa perintah enable secret membuat password-nya
terenkrip sedangkan enable password tidak.
Kedua perintah
tersebut juga bisa dituliskan kedua-duanya dalam mode konfigurasi global, dan
keduanya juga bisa mempunyai password yang berbeda.
Namun jika keduanya
diletakkan pada konfigurasi, maka password pada enable secret yang akan
digunakan untuk memasuki privileged mode.
Contoh 5.3-1:
mengkonfigurasi enable password
Router(config) #
enable password rahasia
Contoh 5.3-2:
mengkonfigurasi enable secret
Router(config) #
enable secret rahasiabanget
Dalam konfigurasi
router, sebuah perintah bisa dihapus dengan menambahkan perintah no pada mode
konfigurasi. Dengan demikian, untuk menghapus password pada contoh 5.3-2 dapat
dilakukan dengan perintah seperti yang tampak pada contoh 5.3-3.
Contoh 5.3-3: menghapus
password enable secret
Router(config) # no
enable secret rahasiabanget
6. Mengkonfigurasi
Interface
Seperti telah
dipaparkan pada bab 2 dan Bab 3, tugas router adalah meneruskan paket-paket
dari sebuah network ke network yang lainnya. Sebuhungan dengan tugas tersebut,
network interface harus dikonfigurasi sesuai dengan karakteristik-nya.
Perintah interface
pada mode konfigurasi global disediakan untuk mengkonfigurasi
interface-interface pada router. Ada berbagai tipe interface yang dikonfigurasi
dengan perintah ini antara lain: Ethernet, Token Ring, FDDI, serial, HSSI,
loopback, dialer, null, anync, ATM, BRI, dan tunnel.
Dalam tulisan ini,
hanya Ethernet dan Serial saja yang akan dibahas lebih lanjut.
6..1. Mengkonfigurasi
Ethernet Interface
Seperti telah
dijelaskan di atas, perintah interface harus dijalankan pada mode konfigurasi
global. Untuk memasuki mode konfigurasi global, gunakan perintah configure
terminal, seperti yang telah dijelaskan pada bab 4.5.
Format perintah
interface untuk memasuki mode konfigurasi interface untuk Ethernet pada router
yang hanya mempunyai satu slot adalah:
interface ethernet
nomer-port
Beberapa jenis router
memiliki banyak slot, seperti misalnya Cisco 2600,3600 dan 4000. Untuk
router-router dengan banyak slot, format perintahnya adalah:
interface ethernet
nomer-slot/nomer-port
Setelah memasuki mode
konfigurasi interface dengan perintah di atas, barulah Ethernet tersebut dapat
dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan.
Konfigurasi paling
dasar yang dibutuhkan agar Ethernet dapat meneruskan paket-paket adalah IP
address dan subnet mask. [3]
Format konfigurasinya
adalah:
ip address IP-address
subnet-mask
Contoh 6-1-1: contoh
konfigurasi interface ethernet
Router# configure
terminal
Router(config)#
interface ethernet 1/0
Router(config-if)#
description LAN pada Department IT
Router(config-if)# ip
address 172.16.148.1 255.255.255.128
Router(config-if)#
exit
Router(config)# exit
Router#
6.2. Mengkonfigurasi
Serial Interface
Serial interface
adalah interface yang seringkali digunakan untuk koneksi ke WAN (Wide Area
Network). Koneksi serial membutuhkan clocking untuk sinkronisasi. Dan oleh
karena itu, hubungan serial ini harus mempunyai 2 sisi, yaitu DCE (data
circuit-terminating equipment_ dan DTE (data terminal equipment). DCE
menyediakan clocking dan DTE akan mengikuti clock yang diberikan oleh DCE.
Kabel DCE mempunyai koneksi female (perempuan), sedangkan kabel DTE mempunyai
koneksi male (jantan).
Pada prakteknya, DCE
biasanya disediakan oleh service provider yang biasanya adalah merupakan
koneksi ke CSU/DSU. Router sendiri biasanya hanyalah berperan sebagai DTE
sehingga router tersebut tidak perlu menyediakan clocking.
Walaupun demikian,
cisco router juga bisa berperan sebagai DCE yang menyediakan clocking. Fungsi
ini biasanya dipakai untuk uji coba router dimana kita bisa menghubungkan 2
buah router back to back sehingga salah satu router harus berfungsi sebagai DCE
agar koneksi bisa terjadi.
Contoh 6.2-1: contoh
konfigurasi interface serial sebagai DTE
Router # configure terminal
Router(config)#
interface serial 0
Router(config-if)#
description WAN ke Natuna
Router(config-if)# ip
address 172.16.158.1 255.255.255.252
Router(config-if)#
bandwith 64
Router(config-if)#
exit
Router(config)# exit
Router#
Contoh 6.2-2: contoh
konfigurasi interface serial sebagai DCE
Router # configure
terminal
Router(config)#
interface serial 0
Router(config-if)#
description Lab Cisco sebagai DCE
Router(config-if)# ip
address 172.16.158.1 255.255.255.252
Router(config-if)# bandwith
64
Router(config-if)#
clock rate 64000
Router(config-if)#
exit
Router(config)# exit
Router#
6.3 Men-disable sebuah
interface
Kadangkala kita perlu
mematikan/mendisable sebuah interface untuk keperluan troubleshooting ataupun
administratif.
Untuk keperluan
tersebut, dapat digunakan perintah shutdown pada interface yang bersangkutan.
Dan untuk menghidupkannya kembali, dapat digunakan perintah no shutdown.
Contoh 6.3-1:
mematikan interface
Router(config)#
interface serial 0
Router(config-if)#
shutdown
Router(config-if)#
exit
Router(config)#
Contoh 6.3-2:
menghidupkan interface
Router(config)#
interface serial 0
Router(config-if)# no
shutdown
Router(config-if)#
exit
Router(config)#
7. Routing
Akhirnya, setelah
interface terkonfigurasi, router memerlukan sebuah proses agar router tahu
bagaimana dan kemana sebuah paket harus diteruskan. Proses ini disebut proses
routing.
Routing dapat
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu:
· Static Routing – Router
meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan rute
(catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh administrator. Rute
pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh
administrator.
· Dynamic Routing –
Router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk
meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak
menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator
hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router
mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan
pelajaran yang didapatkan oleh router.
Dynamic Routing tidak
dibahas dalam tulisan ini karena walaupun konfigurasi-nya cukup mudah, namun
bagaimana cara routing tersebut bekerja saya anggap sebagai topik lanjutan
sehingga tidak saya bahas pada tulisan ini.
Static Routing dapat
dilakukan dengan memasukkan baris ip route pada mode konfigurasi global.
Adapun format
penulisan baris tersebut adalah:
ip route network
[mask] {alamat | interface }
dimana:
* network adalah
network tujuan
* mask adalah subnet mask
* alamat adalah IP address ke mana network akan dilewatkan
* interface adalah nama interface yang digunakan untuk melewatkan paket yang ditujukan
* mask adalah subnet mask
* alamat adalah IP address ke mana network akan dilewatkan
* interface adalah nama interface yang digunakan untuk melewatkan paket yang ditujukan
Gambar 7-1: Contoh
routing
Gambar di atas
memperlihatkan sebuah LAN yang terhubung ke WAN melalui 2 buah router, yaitu
router A dan router B.
Agar LAN tersebut bisa
dihubungi dari WAN, maka router A perlu diberikan static routing dengan baris
perintah seperti berikut:
RouterA(config)# ip
route 172.16.10.0 255.255.255.0 172.16.158.1
Dan agar router B bisa
meneruskan paket-paket yang ditujukan ke WAN, maka router B perlu dikonfigurasi
dengan static routing berikut:
RouterB(config)# ip
route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.158.2
8. Menyimpan dan
mengambil Konfigurasi
Berbagai konfigurasi
yang telah kita tuliskan dengan perintah configure terminal hanya akan disimpan
pada RAM yang merupakan memory volatile. Jika konfigurasi ini tidak disimpan di
NVRAM, maka konfigurasi tersebut akan hilang ketika router dimatikan atau
direstart.
Secara default, Router
akan mengambil konfigurasi dari NVRAM saat start up, meletakkannya di RAM, dan
kemudian menggunakan konfigurasi yang ada pada RAM untuk beroperasi.
Untuk menyimpan
konfigurasi yang ada di RAM ke NVRAM, diperlukan baris perintah berikut pada
privileged mode:
Router# copy
running-config startup-config
Sebaliknya, untuk
mengambil konfigurasi yang ada di NVRAM dan meletakkannya pada RAM, dapat
digunakan perintah berikut pada privileged mode:
Router# copy
startup-config running-config
Dan untuk melihat
konfigurasi yang sedang beroperasi (pada RAM), dapat digunakan perintah show
running-config pada privileged mode.
Contoh 8-1: melihat
running-config
Router# show
running-config
Building
configuration…
Current configuration
: 4479 bytes
!
! Last configuration
change at 12:23:26 UTC Fri Oct 10 2003
!
version 12.2
service timestamps
debug datetime msec localtime show-timezone
service timestamps log
datetime msec localtime show-timezone
service
password-encryption
!
hostname jakarta-lina
!
…. Dan selanjutnya …..
9. Beberapa Tips
Bekal pengetahuan
dasar pada bab-bab di atas sebenarnya telah cukup berguna untuk segera memulai
percobaan-percobaan dan mempelajari router lebih lanjut.
Namun untuk melengkapi
dan memudahkan proses belajar, ada baiknya anda juga mengetahui beberapa tips
agar mudah mengetahui perintah-perintah apa saja yang bisa dijalankan dan
format penggunaannya.
9.1 Mengetahui
perintah apa saja yang bisa dijalankan
Pada mode apa saja,
anda bisa mengetikkan tanda (?) pada prompt. Dengan mengetikkan tanda tersebut,
router akan memberitahukan apa saja yang bisa anda tuliskan pada prompt
tersebut.
Contoh 9.1-1: melihat
perintah-perintah apa saja yang berlaku pada prompt
router> ?
Exec commands:
<1-99> Session
number to resume
access-enable Create a
temporary Access-List entry
access-profile Apply
user-profile to interface
clear Reset functions
connect Open a
terminal connection
disable Turn off
privileged commands
disconnect Disconnect
an existing network connection
enable Turn on
privileged commands
exit Exit from the
EXEC
help Description of
the interactive help system
lat Open a lat
connection
lock Lock the terminal
login Log in as a
particular user
logout Exit from the
EXEC
mrinfo Request
neighbor and version information from a multicast
router
mstat Show statistics
after multiple multicast traceroutes
mtrace Trace reverse
multicast path from destination to source
name-connection Name
an existing network connection
pad Open a X.29 PAD
connection
ping Send echo
messages
ppp Start IETF
Point-to-Point Protocol (PPP)
resume Resume an
active network connection
rlogin Open an rlogin
connection
show Show running
system information
slip Start Serial-line
IP (SLIP)
systat Display
information about terminal lines
tclquit Quit Tool
Comand Language shell
tclsh Tool Comand
Language a shell
telnet Open a telnet
connection
terminal Set terminal
line parameters
traceroute Trace route
to destination
tunnel Open a tunnel
connection
udptn Open an udptn
connection
where List active
connections
x28 Become an X.28 PAD
x3 Set X.3 parameters
on PAD
router>
contoh 9.1-2: melihat
perintah apa saja yang dimulai dengan huruf “t”
router> t?
tclquit tclsh telnet
terminal traceroute
tunnel
router> t
contoh 9.1-3: melihat
lanjutan dari sebuah perintah
router>telnet ?
WORD IP address or
hostname of a remote system
router>telnet
9.2 Perintah yang
tidak lengkap dan Auto Completion
Sebuah perintah pada
router tidak harus dituliskan secara lengkap jika perintah tersebut tidak
ambiguous. Dengan fasilitas ini, administrator bisa menghemat waktu karena
tidak harus mengetikkan semua perintah secara lengkap.
Contoh 9.2-1: perintah
yang tidak lengkap
Router # sh ru
Building
configuration…
Current configuration
: 4479 bytes
!
! Last configuration
change at 12:23:26 UTC Fri Oct 10 2003
!
……… dan selanjutnya
………
Tampak pada contoh
9.2-1 bahwa router menjalankan perintah show running-config, padahal
administrator hanya menuliskan sh ru pada prompt.
Kadangkala kita tidak
yakin dengan sebuah command sehingga kita tidak berani menuliskannya dengan
tidak lengkap seperti di atas. Dengan kondisi seperti ini, administrator juga
bisa menghemat waktu pengetikan dengan menekan tombol dan router akan melakukan
auto completion.
Contoh 9.2-2: auto
completion
Router > tel
Router > telnet
Contoh 9.2-2
memperlihatkan bahwa administrator cukup mengetikkan tel + dan router
melengkapinya sendiri menjadi telnet setelah penekanan tombol .
10. Contoh Configurasi
Sederhana
Akhirnya, tulisan ini
akan saya tutup dengan memberikan contoh sebuah konfigurasi router sederhana
secara utuh. Dan saya ucapkan selamat belajar.
Contoh 10-1:
konfigurasi sederhana secara utuh
trident16-rig#sh run
Building
configuration…
Current configuration:
!
! No configuration
change since last restart
!
version 12.1
service timestamps
debug datetime msec localtime show-timezone
service timestamps log
datetime msec localtime show-timezone
service
password-encryption
!
hostname trident16-rig
!
enable secret 5
$1$PlKA$Ev/ev3/gQJHnytqacioZt.
!
ip subnet-zero
no ip domain-lookup
ip name-server
192.23.168.5
ip name-server
192.23.164.5
!
interface Ethernet0
description Local
Segment for Trident 16 Rig
ip address
172.16.135.1 255.255.255.192
!
interface Serial0
description VSAT link
to jakarta-lina-sat
bandwidth 128
ip address
172.16.158.174 255.255.255.252
!
interface Serial1
no ip address
shutdown
!
ip classless
ip route 0.0.0.0
0.0.0.0 172.16.158.173
no ip http server
!
line con 0
transport input none
line aux 0
line vty 0 4
password 7
023616521D071B240C600C0D12180000
login
!
end
trident16-rig#
Sekian dulu ya, Semoga bermanfaat bagi kita semua :)Salam Sukses!!!
Saya salah satu siswa dari sekolah SMK TI PELITA NUSANTARA KEDIRI JATIM
Pelajaran bagi pemula CISCO
Reviewed by chamimdj
on
July 27, 2017
Rating:
No comments: